Sabtu, Desember 27, 2008

RAPORT



Pagi- pagi sekali Aisyah, putriku pertama sudah bangun dari tidurnya... Yang dia tahu hari ini adalah hari pengambilan raport di sekolahnya. Aku hanya tersenyum geli melihatnya. Sedari semalam ia sudah membayangkan datangnya hari ini seperti akan mendapatkan sesuatu yang spesial.. Lucu memang. Diusianya yang masih 5 setengah tahun dan baru duduk dibangku Taman Kanak-Kanak Besar, ia sangat antusias melihat hasil belajarnya selama satu semester disekolah. Entah apa yang dipikirnya, aku tak tahu..
Pukul delapan tepat ia sudah rapi dan berjalan mondar-mandir menungguku berdandan. Sengaja hari ini aku berdandan jauh lebih rapi dari biasanya. Bukan semata karena keharusan menjaga kerapihan ketika memasuki gerbang sekolah yang notabene adalah tempat pertemuan guru, murid dan orang tua siswa. Tapi lebih kepada keinginan sederhana untuk memberikan kebanggan tersendiri pada anakku. Meski tak pernah terucap, tapi aku yakin ada raut kebanggaan diwajahnya manakala aku berpakain rapi dan cantik ketika pergi menjemput raportnya yang hanya 2 kali dalam waktu satu tahun itu.
Suasana sekolah agak sepi, tidak seperti biasanya. Mungkin karena liburan sudah menjelang jauh hari sebelum hari ini. Jadi sebagian orang tua sudah merasa enggan lagi kembali kesini hanya untuk sekedar mengambil raport. Sekedar?? Benarkah raport hanya dianggap sesepele itu?? Terserah apa pendapat orang, tapi yang jelas tidak begitu buatku. Raport adalah bagian penting dari perjalanan kehidupan seseorang, siapapun itu. Suka atau tidak suka raport adalah salah satu parameter keberhasilan seseorang walau hanya dalam skala kecil. Setidaknya itulah yang berusaha kutanamkan pada putriku itu.
Duapuluh menit waktu kuhabiskan didalam ruang kelas membahas isi raport putriku, tentang bagaimana perkembangannya dan segala hal yang berkaitan dengan prestasinya. Dan ketika keluar kelas, putriku segera menghampiri dan merebut raport dari tanganku.. "Gimana, Ma, raportnya?" tanyanya. Aku tersenyum dan mengangguk. "Bagus sekali, sayang. Tapi harus lebih ditingkatkan lagi. Terima kasih sudah memberikan mama nilai yang baik." Ia hanya tersenyum dan sibuk membolak-balik halaman raport dan portofolionya.
Nilainya hampir A semua, terkecuali pelajaran membatik yang mendapat nilai B. Bagiku itu nilai yang sangat bagus, meski ia tidak menjadi yang pertama. Karena yang terpenting adalah usahanya, sedangkan hasil adalah sebuah bonus.

07:15:00
oleh Ayi
Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar