Minggu, April 19, 2009

Selamat Jalan Kakek

Kakek, seorang pria renta usia yang biasa bekerja sebagai pencabut rumbut di cluster komplek rumahku telah berpulang. Sedih benar aku mendengarnya. Betapa tidak, walaupun aku tak mengenalnya secara pribadi, tapi ia adalah pria baik yang selama ini selalu membersihkan trotoar jalan dan halaman rumah kami dari rumput ilalang menjadi rapih dan bersih. Ia yang meski diusianya yang tak lagi muda, tetap semangat bekerja meski tak jelas apa sebenarnya yang ia cari. Mungkin ini hanya bagian dari pengobat rasa sepi, sebab dipondoknya yang sederhana itu, ia hanya tinggal bersama nyai, isteri tercintanya.

Aku senang tiap kali melihat ekspresi terima kasihnya, padahal aku hanya menyajikan secangkir kopi panas dan makanan seadanya ketika beliau sedang bekerja di depan rumahku. Aku juga senang tiap kali kulihat ia bercerita tentang cu2nya dengan bahasa yang tak kumengerti sebab ia bicara teramat cepat. Dan aku juga senang ketika tiap menjelang hari raya aku berbagi rezeki dengannya , lalu disambutnya dengan terima kasih dan ucapan2 lainnya serta doa2 bagus untuk kami sekeluarga…

Maka ketika ia tak lagi muncul untuk waktu yang cukup lama, aku sungguh merasa kehilangan, Tapi aku hanya berasumsi bahwa mungkin saja ia hanya lelah, atau ia sudah memutuskan untuk berhenti, mengingat usianya yang kian senja rasanya tak pantas lagi untuk bekerja seberat itu.

Tapi sungguh aku tak tahu bahwa ia sedang terbaring melawan sakitnya, hingga tadi pagi suamiku memberitahu bahwa ia sudah berpulang.

Innalillahi wa innailai roojiun… selamat jalan kakek.Terima kasih atas semua kebaikanmu selama ini. InsyaAllah Allah SWT akan memberikan tempat yang indah untukmu….
Amin. *the end*