Jumat, Juli 03, 2009

For My Wonderful Husband, Ur Love is A Gift


I love you…
for all the times
your smile has melted my heart,
for all the moments your eyes
have sparkled just for me.

I love you...
for all the times
your laughter has chased away
the clouds from a bad day,
for all the times your voice
has let me know you understand.

I love you...
for all the ways your gentle touch
has shown me how much you care,
for all the moments you’ve held me
tenderly in your arms.

I love you...
for all the days
and all the nights
that you’ve filled
with the beautiful gift
of your love.

Happy Birthday my wonderful Husband....


Kamis, Juni 25, 2009

Good Report

Pagi tadi aku bersiap mengambil raport anakku yang pertama Aisyah.... Meski baru TKB tetapi aku selalu antusias jika sudah tiba waktunya mengambil raport...
Setelah berpakaian rapi, segera kami bergegas menuju sekolah tempat anakku selama ini menuntut ilmu...
Dipintu sekolah, kepala sekolah dan beberapa guru sudah menunggu...Bukan hanya menungguku, tapi tentu menunggu seluruh orang tua murid yang hari ini diundang ke sekolah untuk mengambil raport anak-anak mereka...
Setelah mengisi daftar hadir aku langsung masuk ke dalam ruangan untuk segera bertemu ibu guru dan mendengarkan penyampaian hasil belajar anakku selama satu semester ini..
Alhamdulillah anakku lulus, dan nilai raportnya sangat baik... Semuanya A...
Sungguh menyenanggkan...
Terima kasih ya nak... engkau memberi mama nilai yang baik....
Alhamdulillah ya Allah... apapun yang Engkau berikan, InsyaAllah itu adalah yang terbaik untuk kami..

Minggu, April 19, 2009

Selamat Jalan Kakek

Kakek, seorang pria renta usia yang biasa bekerja sebagai pencabut rumbut di cluster komplek rumahku telah berpulang. Sedih benar aku mendengarnya. Betapa tidak, walaupun aku tak mengenalnya secara pribadi, tapi ia adalah pria baik yang selama ini selalu membersihkan trotoar jalan dan halaman rumah kami dari rumput ilalang menjadi rapih dan bersih. Ia yang meski diusianya yang tak lagi muda, tetap semangat bekerja meski tak jelas apa sebenarnya yang ia cari. Mungkin ini hanya bagian dari pengobat rasa sepi, sebab dipondoknya yang sederhana itu, ia hanya tinggal bersama nyai, isteri tercintanya.

Aku senang tiap kali melihat ekspresi terima kasihnya, padahal aku hanya menyajikan secangkir kopi panas dan makanan seadanya ketika beliau sedang bekerja di depan rumahku. Aku juga senang tiap kali kulihat ia bercerita tentang cu2nya dengan bahasa yang tak kumengerti sebab ia bicara teramat cepat. Dan aku juga senang ketika tiap menjelang hari raya aku berbagi rezeki dengannya , lalu disambutnya dengan terima kasih dan ucapan2 lainnya serta doa2 bagus untuk kami sekeluarga…

Maka ketika ia tak lagi muncul untuk waktu yang cukup lama, aku sungguh merasa kehilangan, Tapi aku hanya berasumsi bahwa mungkin saja ia hanya lelah, atau ia sudah memutuskan untuk berhenti, mengingat usianya yang kian senja rasanya tak pantas lagi untuk bekerja seberat itu.

Tapi sungguh aku tak tahu bahwa ia sedang terbaring melawan sakitnya, hingga tadi pagi suamiku memberitahu bahwa ia sudah berpulang.

Innalillahi wa innailai roojiun… selamat jalan kakek.Terima kasih atas semua kebaikanmu selama ini. InsyaAllah Allah SWT akan memberikan tempat yang indah untukmu….
Amin. *the end*

Minggu, Januari 18, 2009

AN INSCRIPTION ON THE SAND


Two boys were playing on the beach. They were joking and running cheerfully. But then, there was an intense argument between them. The bigger boy hit the other so hard that his face was badly bruised. Being hit, the smaller one was completely shocked. With the tears in his eyes, he tried to hold his anger and sobs. Then without a word, he took a stick and made an inscription on the sand. TODAY MY FRIEND HIT ME.

His friend felt a little bit uneasy. He was embarrassed but did’t say anything. Silece fell between them for a while. However. As what children always do. Soon they reconciled and played together again. When they chasing each other, out of carelessness, the little boy fell into a hole made a trap animals. “Help! Please… help me!” he shoted in fear.

His friend looked into the hole. “Are u alright?” Don’t be afraid. Wait a minute, I’ll find a rope and help u out”. Immdiately the boy ran, tried to find a rope to help him. When he comeback he tied the rope to a tree while shouting to calm him down.”Hold on, I’m here. I’ve tied one end of the rope and now I’ll throw the other end to u. Catch and tie it tightly around u’r waist, I’ll pull u out.

Finally, he managed to pull his little friend out of the hole safely. The little boy, with tears in his eyes said, “Thank u so much, my friend.” Then immediately he ran to find a big rock and make an inscription there. TODAY MY FRIEND SAVED ME.

His friend, who had followed him was puzzled “Why did u write on the sand after I hit u? And why did u write on a rock after I saved u?” The small boy answered, “After u hit me, I wrote on the sand because I wanted to get rid of my anger and haltred as soon as possible. Just like the inscription on the sand, it’ll soon be washed away by the waves and wind. However, after u saved me, I made an inscription on the rock because I want to remember your good deed forever. I’ve carved it in my heart. Once again, thank u.”

Hearing the explanation, the bigger boy felt very sorry. Hugging his friend, he said, “I must thank u too. U’r younger but u’r wiser than me.” Soon they continued playing, their friendship was stronger than ever.

(Taken from “18 Wisdom & Success” by Andrie Wongso)

Kamis, Januari 15, 2009

Musim Hujan

Musim hujan begini, semua serba merepotkan. Ada yang mengeluh karena rumahnya kebanjiran, ada juga yang mengeluh karena rumahnya bocor. Yang biasa ke kantor harus bergumul sekuat tenaga melawan rasa malas dan kantuk serta keengganan luar biasa lantaran hujan yang lebih sering terjadi di pagi hari. Belum lagi anak-anak yang pergi sekolah dipagi hari harus rela bangun dipagi yang begitu dingin tak bersahabat.
Begitulah jika musim hujan telah tiba. Semua situasi jadi kurang terkendali. Tak jarang jika serta merta ada saja orang yang merutuki datangnya musim ini tanpa pernah ingat betapa ia amat merindukan musim ini dikala kemarau datang dan bertamu begitu lama dengan segala bentuk kerepotan lain yang dibuatnya pula.
Jadi sebenarnya apa sih yang paling kita inginkan? Jawabannya ada didalam hati kita masing-masing. Tapi yang pasti, jika rasa syukur itu tumbuh dan mengakar dalam hati kita, insyaAllah, selalu saja ada keindahan pada setiap datangnya hujan maupun kemarau.